Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
Sejarah I.T.I.L.
Pada 1980-an, Pemerintah Inggris CCTA mengembangkan seperangkat rekomendasi, sebagai respons terhadap meningkatnya ketergantungan pada TI, dan pengakuan bahwa tanpa praktik standar, instansi
pemerintah dan sektor swasta
menciptakan kontrak secara independen
mereka sendiri praktek-praktek pengelolaan
TI. ITIL berasal dari berbagai koleksi buku
yang masing-masing meliputi praktek tertentu dalam IT Service Management. ITIL ini dibangun di sekitar proses-model yang didasarkan
pandangan mengendalikan operasi
dan mengelola, sering digunakan
untuk W. Edwards Deming and his PDCA
cycle. Edwards Deming dan PDCA siklus. Setelah
publikasi awal tahun 1989, jumlah buku yang
dengan cepat tumbuh dalam ITIL v1 (volume 1) untuk lebih dari 30 jilid. Pada tahun 2000/2001, untuk membuat ITIL lebih mudah diakses
dan terjangkau, ITIL v2
mengkonsolidasikan publikasi menjadi
8 logis ‘set’ yang dikelompokkan proses terkait
pedoman untuk mencocokkan aspek yang berbeda
dari manajemen TI, aplikasi, dan layanan.
Namun, fokus utama dikenal sebagai Service Management set (Layanan Dukungan dan Layanan Pengiriman) yang sejauh ini yang paling
banyak digunakan, beredar, dan
mengerti tentang ITIL v2 publikasi. Pada bulan April 2001 CCTA itu
bergabung ke dalam Kantor Pemerintah
Commerce (OGC), sebuah kantor dari
Treasury Inggris. [2] Pada tahun 2006, ITIL
v2 glossary. Pada Mei 2007, organisasi ini
mengeluarkan versi 3 dari ITIL (juga dikenal sebagai ITIL Refresh Project) yang terdiri dari 26 proses dan fungsi, sekarang dikelompokkan
hanya 5 volume, diatur di sekitar
konsep daur layanan struktur. Pada
tahun 2009, secara resmi mengumumkan
bahwa OGC ITIL v2 akan ditarik dan
meluncurkan konsultasi besar untuk melanjutkan.
Pengertian ITIL
• IT Infrastructure Library (ITIL) adalah sebuah kerangka best practice untuk memanage layanan-layanan
TI yang terintegrasi dan
berbasiskan proses
• ITIL merupakan sekumpulan buku yang berisi best practice untuk memanage penyampaian layanan TI
Tujuan utama dari penerapan ITIL
• Sebagai jembatan antara pihak manajemen dan divisi TI agar keduanya bisa
berkomunikasi lebih efektif dan
efisien;
• Bisa memanfaatkan infrastruktur TI yang ada dengan optimal;
• Bisa memanajemen infrastruktur TI dengan baik sehingga jika terjadi masalah dapat
langsung memulihkan keadaan yang
ada.
Beberapa aspek penting yang menjadi membuat ITIL unggul
yaitu :
1. ITIL mengatur tentang kejelasan hubungan dalam pelayanan
yg tertuang dalam SLA yang jelas
dalam service level management,jadi kedepannya tidak ada yang dirugikan dalam pelayanana,karena semuanya tertuang
dalam perjanjian
2. ITIL menunjukkan bagaimana cara memberikan layanan yang
terbaik dan bagaimana merespon
jika ingin mengetahui atau terdapat masalah dalam pelayanan dalam service delivery dan service
desk
3. ITIL memungkinkan adanya tanggapan yg cepat dalam
penanganan masalah (incident
management) dan solusi yang sekiranya bisa diambil sbg jalan keluarnya (problem management),
bahkan ketika dalam penyelesaian masalah
tersebut menuntut harus terjadinya perubahan (adanya release dan change management)
4. ITIL juga mengatur semua dokumentasi yang baik dalam
konfigurasi sistem, adanya sebuah peralihan dr sekedar asset management menjadi configuration management ,
dimana configuration management memiliki suatu
kelebihan tersendiri ,yaitu adanya dokumentasi yg sangat lengkap, yang akan memberikan gambaran bahwa
setiap satu asset IT yang ada akan bisa
dilihat hubungan nya dengan setiap alat lainnya, ini akan memperlihatkan bagaimana dampak
fungsinya dan akibatnya jika terjadi kerusakan
pada satu alat tersebut
5. ITIL juga memberikan pemahaman , jika IT services akan
bisa berlangsung (dinamis) sesuai
dengan kebutuhan bisnis, hal ini memungkinkan adanya perubahan tekhnologi yang berkelanjutan ( IT service
continuity management )
untuk menjawab hal tersebut.
ITIL mencakup delapan kumpulan yaitu:
• Service Support
• Service Delivery
• Planning to Implement
Service Management
• ICT Infrastructure Management
• Application Management
• Business Perspective
• Security Management
• Software Asset Management
Dua diantaranya, yaitu Service Support dan Service
Delivery merupakan area utama,
yang disebut juga IT Service Management
(ITSM). Secara bersama-sama, dua area ini
mengandung beberapa disiplin yang bertanggung jawab untuk penentuan dan manajemen pelayanan
Teknologi Informasi (TI) yang
efektif.
ITIL Service Support
Service support adalah suatu penerapan disiplin yang memungkinkan tersedianya pelayanan TI.
Tanpa disiplin ini, teknologi
informasi hampir tidak mungkin menyediakan
pelayanan TI yang baik, dan tidak dapat terkelola
dengan baik.
Disiplin service support yaitu:
1. Configuration management
2. Incident Management
3. Problem management
4. Change management
5. Service/help desk
6. Release management
1. Configuration management
manajemen konfigurasi yang terdiri dari 4 task (identifikasi, kontrol, status, verifikasi) adalah penerapan suatu database (disebut sebagai configuration management database – CMDB) yang berisi detil dari elemen-elemen dalam suatu perusahaan yang digunakan dalam mengatur IT Service. CMDB lebih dari sekedar “pendataan aset”, karena CMDB berisi informasi yang terkait dengan perawatan, perpindahan, dan masalah yang terjadi dengan item-item yang ada di dalam CMDB. selain itu CMDB juga berisi informasi yang lebih luas tentang item-item yang sangat dibutuhkan oleh organisasi pelayanan IT, seperti hardware, software, dokumentasi, personal.
manajemen konfigurasi yang terdiri dari 4 task (identifikasi, kontrol, status, verifikasi) adalah penerapan suatu database (disebut sebagai configuration management database – CMDB) yang berisi detil dari elemen-elemen dalam suatu perusahaan yang digunakan dalam mengatur IT Service. CMDB lebih dari sekedar “pendataan aset”, karena CMDB berisi informasi yang terkait dengan perawatan, perpindahan, dan masalah yang terjadi dengan item-item yang ada di dalam CMDB. selain itu CMDB juga berisi informasi yang lebih luas tentang item-item yang sangat dibutuhkan oleh organisasi pelayanan IT, seperti hardware, software, dokumentasi, personal.
2. Incident & 3. Problem Management
adalah sebuah penanganan dan pencegahan suatu kejadian / masalah yang akan mempengaruhi IT Service suatu organisasi. Hal ini meliputi memastikan bahwa suatu masalah diperbaiki, mencegah terjadinya kembali masalah yang sama, dan melakukan perawatan dan pencegahan untuk mengurangi masalah-masalah ini muncul pada saat pertama kali.
adalah sebuah penanganan dan pencegahan suatu kejadian / masalah yang akan mempengaruhi IT Service suatu organisasi. Hal ini meliputi memastikan bahwa suatu masalah diperbaiki, mencegah terjadinya kembali masalah yang sama, dan melakukan perawatan dan pencegahan untuk mengurangi masalah-masalah ini muncul pada saat pertama kali.
. Change Management
adalah suatu praktik yang memastikan bahwa semua perubahan terhadap configuration items (CMDB) tercatat, terencana dan disetujui. Hal ini meliputi :
– memastikan bahwa ada suatu alasan yang terkait dengan bisnis pada setiap perubahan
– identifikasi spesifik item-item dan IT services yang akan terpengaruh oleh perubahan yang akan dilakukan.
– merencanakan perubahan
– melakukan pengetesan dari perubahan yang dilakukan
– mempunyai rencana cadangan jika perubahan yang dilakukan tidak berhasil atau tidak sesuai harapan.
adalah suatu praktik yang memastikan bahwa semua perubahan terhadap configuration items (CMDB) tercatat, terencana dan disetujui. Hal ini meliputi :
– memastikan bahwa ada suatu alasan yang terkait dengan bisnis pada setiap perubahan
– identifikasi spesifik item-item dan IT services yang akan terpengaruh oleh perubahan yang akan dilakukan.
– merencanakan perubahan
– melakukan pengetesan dari perubahan yang dilakukan
– mempunyai rencana cadangan jika perubahan yang dilakukan tidak berhasil atau tidak sesuai harapan.
5. Service Desk
Service desk mempunyai peranan penting dalam IT services. Service Desk merupakan kontak pertama pelaku bisnis yang memanfaatkan IT services, jika terjadi sesuatu dengan IT services yang tidak mereka harapkan. Service Desk merupakan “pintu” komunikasi utama bagi end user jika membutuhkan bantuan. Tanpa service desk, suatu perusahaan mungkin akan menghadapi ketidak efisiensian.
Task dalam service desk antara lain : menerima incident, mencatat incident, klasifikasi incident berdasar prioritas, klasifikasi dan eskalasi, pecarian solusi, memberikan informasi kepada end user mengenai proses yang berlangsung, menangani komunikasi dengan proses ITIL yang lain, pelaporan ke manajemen, manajer proses dan kustomer terkait dengan performa service desk.
Service desk mempunyai peranan penting dalam IT services. Service Desk merupakan kontak pertama pelaku bisnis yang memanfaatkan IT services, jika terjadi sesuatu dengan IT services yang tidak mereka harapkan. Service Desk merupakan “pintu” komunikasi utama bagi end user jika membutuhkan bantuan. Tanpa service desk, suatu perusahaan mungkin akan menghadapi ketidak efisiensian.
Task dalam service desk antara lain : menerima incident, mencatat incident, klasifikasi incident berdasar prioritas, klasifikasi dan eskalasi, pecarian solusi, memberikan informasi kepada end user mengenai proses yang berlangsung, menangani komunikasi dengan proses ITIL yang lain, pelaporan ke manajemen, manajer proses dan kustomer terkait dengan performa service desk.
6. release management
Ini adalah pengaturan semua konfigurasi software yang ada dalam perusahaan. task ini bertanggung jawab terhadap pengaturan software development, instalasi, dan dukungan dari pembuat software.
Ini adalah pengaturan semua konfigurasi software yang ada dalam perusahaan. task ini bertanggung jawab terhadap pengaturan software development, instalasi, dan dukungan dari pembuat software.
ITIL Service Delivery
Service delivery adalah suatu penerapan displin yang terkosen pada jasa proaktif ICT yang
menyediakan suatu dukungan
terhadap para pemakai bisinis.
Disiplin Service Delivery:
a) Service level Management
b) Availability Management
c) Capacity Management
d) Continuity Management
e) Financial Management
dan yang satu ini sebagai
tambahan, saya dapatkan disini Pada 30 Juni 2007, OGC menerbitkan
versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang
intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus
hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut
adalah:
- Service
Strategy
- Service
Design
- Service
Transition
- Service
Operation
- Continual
Service Improvement
Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core
guidance publications.
Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi:
- Practice
fundamentals: menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta
kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.
- Practice
principles: menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola
tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan
ini.
- Lifecycle
processes and activities: menjelaskan berbagai proses maupun
aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses
financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.
- Supporting
organization structures and roles: proses-proses ITIL tidak akan
dapat berjalan dengan baik tanpa defini roles dan responsibilities. Bagian
ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan
struktur organisasi.
- Technology
considerations: menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL
yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.
- Practice
Implementation: berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin
mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.
- Complementary
guideline: berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang
dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.
- Examples
and templates: berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.
Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada
juga complementary guidance. Dimana buku-buku dalam kategori
nantinya dimaksudkan untuk memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan
ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe
organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih
diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi
TI.
Siklus Layanan ITIL
Kelima bagian ITIL yang seperti tersebut di atas biasanya
disebut juga sebagai bagian dari sebuah siklus. Dikenal pula dengan sebutan
Sikuls Layanan ITIL. Secara singkat, masing-masing bagian dijelaskan sebagai
berikut.
Service Strategy Inti dari ITIL Service
Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi
ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan
organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi
juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam
bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses
inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.
Topik-topik yang dibahas dalam tahapan lifecycle ini
mencakup pembentukan pasar untuk menjual layanan, tipe-tipe dan karakteristik
penyedia layanan internal maupun eksternal, aset-aset layanan, konsep
portofolio layanan serta strategi implementasi keseluruhan ITIL Service
Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy, di samping
topik-topik di atas adalah:
- Service
Portfolio Management
- Financial
Management
- Demand
Management
Bagi organisasi TI yang baru akan mengimplementasikan ITIL,
Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk menentukan tujuan/sasaran
serta ekspektasi nilai kinerja dalam mengelola layanan TI serta untuk
mengidentifikasi, memilih serta memprioritaskan berbagai rencana perbaikan
operasional maupun organisasional di dalam organisasi TI.
Bagi organisasi TI yang saat ini telah mengimplementasikan
ITIL, Service Strategy digunakan sebagai panduan untuk melakukan review
strategis bagi semua proses dan perangkat (roles, responsibilities, teknologi
pendukung, dll) ITSM di organisasinya, serta untuk meningkatkan kapabilitas
dari semua proses serta perangkat ITSM tersebut.
Service Design Agar layanan TI dapat memberikan
manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu
di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan
panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice
mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri.
Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk
mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi
portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage
dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk
mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun
peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
- Service
Catalog Management
- Service
Level Management
- Supplier
Management
- Capacity
Management
- Availability
Management
- IT
Service Continuity Management
- Information
Security Management
Service Transition Service Transition
menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta
kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan
TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan
lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan
dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya
secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
- Transition
Planning and Support
- Change
Management
- Service
Asset & Configuration Management
- Release
& Deployment Management
- Service
Validation
- Evaluation
- Knowledge
Management
Service Operation Service Operation merupakan
tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan
layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana
mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja
yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini
mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan
perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
- Event
Management
- Incident
Management
- Problem
Management
- Request
Fulfillment
- Access
Management
Continual Service Improvement Continual Service
Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara
kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI
mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah
satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality
Cycle
Komentar
Posting Komentar